Gelora Gizi

Siapa sangka, 4 sehat 5 sempurna yang digadang-gadang sebagai acuan sumber makanan paling bergizi itu dinilai oleh beberapa ilmuwan dunia masih kurang cukup untuk melengkapi kebutuhan nutrisi tubuh manusia.

Menurut beberapa pakar gizi terkemuka, tubuh yang sehat dapat diperoleh dari mengonsumsi beberapa jenis makanan dengan gizi seimbang, seperti karbohidrat, bebijian, sayuran, buah-buahan, protein hewani dan nabati, juga susu dan berbagai produk turunannya.

Lebih dari itu, pakar gizi juga menganjurkan warga dunia untuk menghindari makanan yang mengandung lemak jahat dan zat-zat kimia berbahaya, diantaranya: pemutih, pengawet, pewarna buatan dan sebagainya.
Baru-baru ini, badan kesehatan terbesar di dunia tersebut menganjurkan agar setiap keluarga mau berupaya untuk mengolah sendiri makanannya. Dalam artian, memasak kebutuhan pangannya, dan mengurangi kebiasaan mengonsumsi makanan siap saji dan semacamnya yang tidak terjamin bahan-bahannya serta metode pengolahannya, sehingga tidak dapat dipastikan pula gizinya.

Urusan pangan memang selalu menjadi perhatian dunia, terutama di negara-negara maju dengan kualitas pangan terbaik, seperti Belanda, Perancis, Swiss, Jepang, dan lainnya. Bagaimana tidak, kesehatan tubuh dan kemampuan kerja otak sangat dipengaruhi oleh apa yang masuk ke dalam perut.

Indonesia Raya, sebenarnya merupakan tempat dimana menu makanan bergizi sangat mudah didapatkan. Beragam jenis sumber karbohidrat, bebijian, sayur mayur, dan beragam buah-buahan tumbuh subur di negeri ini. Ditambah lagi, perairan yang luas tentu seyogyanya menjadi ladang protein hewani hasil laut yang tidak diragukan lagi kandungan nutrisinya.

Namun sangat disayangkan, kesadaran rakyat Indonesia untuk mengudap makanan tinggi gizi dapat dikatakan masih sangat minim. Mayoritas masyarakat menengah kebawah terkendala masalah ekonomi untuk membeli sumber protein hewani yang harganya terus meroket setiap tahun. Dan celakanya, warga yang memiliki daya beli tinggi juga kebanyakan memilih membeli makanan siap saji yang tidak memenuhi standar gizi.

Hal yang lebih memprihatinkan adalah, kurangnya perhatian orang tua di Indonesia terhadap kesehatan buah hatinya. Anak-anak di Indonesia saat ini jelas terlihat telah mewarisi budaya konsumtif. Mereka cenderung lebih menggandrungi aneka jajanan di luar daripada menu yang dihidangkan di rumah. Padahal, bahaya zat pengawet, pemanis buatan, pewarna tekstil, dan zat-zat kimia berbahaya lain sedang mengincar kesehatan putra-putri mereka, generasi bangsa Indonesia.

Jika dibiarkan, hal ini tentunya akan berimbas pada penurunan kinerja masyarakat Indonesia. Bagaimanakah sebuah negara akan menjadi negara yang kuat jika generasinya lemah?

Pada bulan gizi ini, Yayasan Gelora Insan Mandiri berupaya untuk sedikit terlibat dalam hal penyadaran akan pentingnya mengonsumsi makanan bergizi. Kami hendak mengedukasi anak-anak yatim dan duafa binaan YGIM dan wali mereka yang tinggal di sekitar sekretariat YGIM perihal pentingnya makanan bernutrisi untuk tubuh, dan untuk kebaikan mereka kelak.

Pembelajaran dengan konsep menyenangkan ini akan disampaikan melalui metode dongeng agar mengena di benak anak-anak, dan juga dapat menjadi hiburan untuk mereka. Sesuai dengan program bulanan YGIM, yaitu santunan rutin, kami juga akan memberikan dana santunan kepada adik-adik yatim/piatu dan duafa.

Upaya sederhana ini kami harapkan tidak hanya bermanfaat bagi adik-adik binaan YGIM maupun warga di sekitar sekretariat kami, namun juga dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang di negeri ini. Kami juga memberikan kesempatan berpartisipasi baik secara moril maupun materil pada saudara/i sekalian yang ingin meningkatkan nilai guna dirinya dengan memberikan manfaat bagi sesama.